Teruntuk kekasihku yang paling pintar tersenyum, Kasyful Fahmi. Selamat dini hari sayang, senang bisa menyapamu lewat surat ini. Bagaimana keadaanmu? Setahuku kau akan tetap sehat dengan mata pandamu itu. Bagaimana kalau ku sebut saja ini pagi. Pagi buta dimana aku duduk sendiri di sudut kamar tidurku yang kecil, membayangkan kau mendekapku erat seraya berbisik tentang kata-kata rindu yang selalu kau perdengarkan kecil di telingaku. Kau tahu? Disaat kau berbisik, kalimatmu jauh terasa lebih tulus. Sayang, ini mungkin surat pertamaku untukmu. Konyol jika mengingat kau yang sering merajuk untuk dibuatkan surat oleh kekasihmu yang teramat senang melihat tingkahmu yang merajuk itu. Sebenarnya aku juga sedikit bingung harus menulis apa di surat untuk kekasihku ini. Karena kau sudah tahu sendiri bagaimana aku begitu menyayangimu. Yah terkadang jauh melebihi rasa sayangmu padaku. Ku pastikan kalimatku sebelumnya, karena memang bukan karena paras atau logika mengagumkanmu itu yang menimbu
Menulislah, maka dunia akan tahu kau ada.