Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Oleh-oleh dari Workshop Cerpen Kompas di Bali

Jika ada yang bertanya apa yang saya dapatkan dari Workshop Cerpen Kompas di Bali, jumat kemarin. Saya kurang tertarik untuk menjelaskan atau menunjukkan materi Workshop yang diberikan panitia. Pertanyaan itu tidak akan saya jawab dalam sebuah draf materi. Tapi izinkan saya mengajak siapapun yang membaca tulisan ini (terutama saya pribadi) untuk membuktikan bersama apa yang (harusnya) saya dapatkan dari acara tersebut. Sebenarnya hanya ada satu kunci, setelah membuka kunci itu kita bisa masuk ke semua ruang yang ingin kita telusuri. Kunci itu bernama “Peka dan Segeralah Menulis!”.

Dunia Tanpa Kata

Sumber Gambar: www.google.com Dunia tanpa kata. Aku tak pernah berpikir bagaimana jadinya dunia ketika tak mengenal kata. bisakah gadis-gadis cantik itu terpikat hanya dengan melihat ketampanan atau kesederhanaan pria? Bisakah para pencari kebenaran mendapatkan kepastian ketika dunia mulai beralih fungsi menjadi papan kosong yang menyisakan tanda tanya?

Aku, Dan Langkah Kaki Adikku

Siang itu matahari tak menampakkan wujudnya dengan sempurna. Rintikan hujan menemani langkah kakimu. Sering aku berpikir, mengapa langkah kaki kecil itu selalu mengekor di belakang langkahku. Tapi ketika hujan, kedua pasang kaki kita akan sejajar. Mencoba melindungi tubuh masing-masing dari derasnya air yang turun dan membasahi tanah tempat banyak kaki-kaki berpijak.

Tentang Malam Tahun Baru di Kamar yang Menjemukan

Sumber gambar: www.google.com Dorong saja mereka yang merenggut kebebasanmu, haha tapi tunggu dulu, tak mungkin ku dorong Ibu karena tidak memberi izin untuk ku habiskan malam tahun baru bersama teman-teman Media. Bukankah itu mengerikan? “ seorang anak aneh mendorong ibunya dikarenakan tidak diberi izin tahun baruan. ” Jujur itu lead berita yang mengerikan. Akan ada namaku sebagai tersangkanya, mungkin juga hanya inisial namaku yang tertera diberita itu. Jadi untuk menghindari kejadian yang mengerikan itu, ku putuskan untuk menjadi tokoh baik yang telalu memuja peran protagonis dalam scenario menyebalkan ini.

Untuk Lelaki Yang Sama

s Sumber gambar: www.google.com Untuk lelakiku yang paling penyabar Assalamualaikum, selamat malam sayang. Senang bisa menyapamu lewat surat lagi. Bukankah kini aku sudah mulai menjelma menjadi gadis pengirim surat yang teramat rajin menyapamu yang akhir-akhir ini banyak cemberut? Tersenyumlah sayang, sedikit saja. Bukankah Tuhan yang baik telah menganugerahkan senyum manismu untuk kau tunjukkan? Jangan simpan terlalu lama, nanti ia basi dan tak enak dipandang.